top of page

Dalam perspektif post-strukturalis feminisme, konsep Physical Literacy dianalisis dengan mengkritisi norma-norma gender tradisional yang sering mendikte jenis aktivitas fisik yang dapat diterima untuk laki-laki dan perempuan. Post-strukturalis feminisme menekankan bahwa identitas dan makna gender tidak tetap dan dapat berubah sesuai dengan konteks sosial dan budaya, yang berarti bahwa normanorma gender dalam aktivitas fisik harus didekonstruksi untuk menciptakan partisipasi yang lebih inklusif dan beragam. Selain itu, post-strukturalis feminisme menyoroti pentingnya ruang dan tubuh, serta bagaimana ruang publik dan privat sering kali dikodekan secara gender, membatasi tubuh perempuan dalam konteks fisik. Implikasinya meliputi pengembangan kurikulum yang inklusif gender, pelatihan guru dan pelatih yang peka terhadap isu-isu gender, serta kebijakan dan infrastruktur yang mendukung partisipasi aktif bagi semua individu. Perspektif ini membuka peluang untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung bagi semua individu, terlepas dari identitas gender mereka.

Filosofi Physical Literacy: Perspektif Post-Strukturalis Feminisme

Rp47.000,00Price
    bottom of page